Hadiah
Untuk Vika
Suatu hari Aku,
Ayah dan Ibu
pergi kerumah Nenek di
luar kota. Namun
aku sedih karena aku meninggalkan Moeza kucing kesayanganku sendiri dirumah. Aku khawatir jika nanti
dia hilang dan tak
kembali.
Karena Moe yang biasanya dikandang sekarang dilepaskan supaya Moe bisa mencari
makanan
sendiri.
Dirumah Nenek aku selalu
ingin cepet-cepat pulang dan
bermain lagi bersama
Moe. Namun saat ini Nenek sedang
sakit jadi Ayah
dan Ibu harus merawat Nenek sampai sembuh,
baru kita bisa pulang
kerumah. Aku sering menangis dan meminta kepada Ibu supaya kita cepat
pulang.
“Ibu, kapan kita
pulang?” Tanyaku dengan cemberut
“Sabar ya sayang,
kita kan baru tiga hari disini kok udah
pingin cepet pulang?” jawab Ibu
“aku ingin ketemu Moe dan
main-main lagi sama Moe, kan
Moe kasian sendirian
dirumah nanti kalau sakit
gimana?”
“Vika sayang Moe akan baik-baik saja kok,
Ayah dan Ibu
harus menjaga Nenek dulu
sampai sembuh baru kita pulang
ya” jelas Ibu kepadaku
Dua hari kemudian Ayah dan Ibu
mengajakku bermain di Waterpark yang ada disana
aku senang bermain air, aku
bermain sepuasnya sehingga aku lupa akan semua
kesedihanku.
Sudah seminggu Aku dirumah Nenek dan sekarang Aku akan pulang karena
Nenek sudah sembuh. Aku sudah
tidak sabar bertemu
Moe dirumah. Dalam perjalanan pulang aku
sudah membelikan oleh-oleh untuk Moe
yaitu makanan dan juga susu.
Namun sesampainya dirumah aku tidak
melihat Moe menyambutku. Aku menunggunya selama beberapa jam dan
Ayah juga mencarinya
ternyata tidak ada.
Aku menangis karena Moeza adalah kucing yang
sudah aku rawat sejak kecil
selama satu tahun
lamanya.
Moeza adalah kucing
keturunan Persia yang
membunyai bulu berwarna
kuning dan ada
corak putih di punggungnya. Setiap aku berangkat
dan pulang sekolah
aku tidak pernah lupa untuk
memberinya makan. Seusai sekolah
aku juga selalu bermain
bersama Moe, kalau aku sedang mengerjakan PR dia selalu mengolet
manja dan menempel nempelkan kepalanya kepadaku. Aku sangat sayang
kepada Moe dan
aku tidak mau kehilangan Moe.
“Ayah Ibu
aku mau Moe kembali”
Kata ku sambil
menangis
“Vika tapi
Moe udah hilang
dia gak bisa
kembali lagi” kata Ibu
“apa
mau ayah belikan
kucing yang baru
untuk gantinya” kata Ayah
“Vika gak
mau Vika mau
nya Moe dan
gak ada kucing lain
lagi!”
Dua
hari kemudian, ini
hari pertama aku
masuk sekolah setelah
libur semester. Disekolah
aku melihat kucing
yang hampir sama
dengan Moe, aku
berpikir itu adalah
Moe dan aku
menghampiri kucing itu.
“ckckck.. Moe.. Moeza”
panggilku dengan lembut.
“meaww..” kucing
itu menengok kepadaku
“yah.. bukan”
Saat
aku menunggu jemputan
Ayah, Bu guru
menghampiriku dan Bertanya.
“Vika, kenapa
hari ini kamu
tampak murung, gak
biasanya kamu seperti
ini?” Tanya Bu
guru yang penasaran denganku
“Vika sedih
bu karena Moeza hilang”
“Moeza kucing
kamu yang sering
kamu ceritakan itu
ya?”
“Iya
bu”
“Vika kamu
gak boleh sedih,
inikan hari pertama
masuk sekolah. Kamu
harus yakin kalau
Moeza itu baik-baik
saja ya?” Ibu
guru mencoba menyemangatiku.
Sesampainya dirumah
aku teringat dengan
Moe yang biasanya
dia menyambutku untuk
meminta makanan dengan
tingkahnya yang manja
dan menggemaskan. Namun
sekarang sudah tidak
lagi.
Pagi
harinya aku demam
dan tidak masuk
sekolah, Aku dirumah
bersama ibu. Sewaktu
aku dikamar aku
melihat kalender dan
sekarang adalah tanggal
4 sedangkan tanggal
7 adalah hari
ulang tahunku.
“Ibu, tiga
hari lagi aku
ulang tahun ya?”
Tanyaku
“Iya
sayang” Jawab Ibu
sambil tersenyum
“asik Vika
mau ulang tahun”
“Iya, Vika
kamu harus cepat
sembuh ya dan
kembali lagi kesekolah
karena rencananya Ayah
dan ibu akan
merayakan ulang tahun
kamu di sekolah.
Kamu mau kan?”
“yee.. Vika
mau dong bu.
Oke sekarang vika
mau makan yang
banyak biar Vika
cepat sembuh”
“Yap
pinter”
Tanggal 7
Agustus di sekolah.
Semua teman-teman
dan Ibu guru ikut merayakan
ulang tahunku yang
ke enam tahun.
Mereka bersalaman dan
memberikanku banyak hadiah
aku senang ulang
tahunku dirayakan disekolah
bersama teman-temanku.
Aku
pulang bersama Ayah
dan Ibu. Sampai
dirumah aku membuka
satu per satu
kado yang di
berikan tadi. Tiba-tiba
ada yang datang
kerumah.
“Hai
Vika cantik” Ternyata Om
Dana, adik ayah
datang
“aaa
Om Danaa” Aku
lari dan menghampirinya
“Selamat ulang
tahun cantik”
“Makasih Om Dana”
“Oh
iya om punya
sesuatu buat kamu
kamu pasti bakal
seneng banget”
“mana om?”
“bentar ya,
tapi kamu tutup
mata dulu”
Om
Dana keluar untuk
mengambil hadiahnya. Dan
aku menutup mataku
dengan sedikit mengitip.
“sekarang kamu
buka mata kamu”
Dan….
“Meaww…”
“aaa
Moezaaa” Teriakku histeris
sekaligus bahagia karena
Moe lah hadiahnya
“Iya
Vika Moe lah
hadiahnya” Kata Ayah
dan Ibu
“Ayah sama
Ibu tau semuanya?” Tanyaku dengan
sedikit heran
“Iya, Ayah
sama ibu minta
maaf ya?” kata
Ibu
Jadi, cerita
sebenarnya adalah sebelum
pergi kerumah Nenek untuk
liburan sekaligus menemani Nenek
yang sakit. Ayah
dan Ibu telah
merencanakan semuanya. Ayah
sengaja mengeluarkan Moe
dari kandangnya dan Om Dana
telah bersiap untuk
mengambil Moe di
rumah untuk di
jaga dan sekaligus
untuk membuat surprise
ulang tahunku. Walaupun aku
sempat sedih dan
marah karena kehilangan
Moe, namun sekarang aku
senang dan memaklumi
perbuatan jahil Ayah
dan Ibu. Dan
yang terpenting sekarang
adalah aku sudah
bisa bermain lagi
dengan Moe dan
memberinya makan lagi
sebelum dan sesudah
sekolah.
“Makasih ya
Ayah, Ibu, dan
Juga Om Dana.
Vika sayang kalian
semua”
“Sama-sama sayang. Jangan cengeng
lagi ya dan
juga jadi makin
sayang sama Moe
nya. Oke?” pesan
Ayah dan Ibu
“Hehe iya iya”
jawabku dengan sedikit
malu
“Iya
tuh vik, semoga
tambah cantik dan
nurut sama Ayah Ibu
ya” Harapan Om Dana
untukku.
Hari
itu suasananya terasa
hangat dan menyenangkan
dirumah. Dan Moe
juga semakin manja
kepadaku karena sudah
lama tak bermain
denganku. Dan sekarang
aku sadar bahwa
semua orang disekelilingku sanat
sayang kepadaku.
SELESAI
wih keren banget
BalasHapus